Dalam kunjungan kenegaraan ke Paris pada 14 Juli 2025, Presiden Prabowo Subianto direncanakan akan meneken perjanjian pembelian tambahan untuk 24 jet tempur Rafale buatan Prancis. Pengumuman kesepakatan ini akan dilakukan bersamaan dengan kehadiran Prabowo sebagai tamu istimewa di parade Hari Bastille, menandakan era baru dalam penguatan kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Prancis. Menurut laporan dari Armyrecognition. com pada Rabu (9/7/2025), penambahan ini akan meningkatkan total pesanan Indonesia menjadi 66 unit Rafale, menempatkan Indonesia sebagai salah satu pengguna Rafale terbesar di luar Eropa.
Kesepakatan ini merupakan lanjutan dari kontrak awal yang ditandatangani pada Februari 2022, yang mencakup pembelian bertahap 42 pesawat dalam tiga tahap (6, 18, dan 18 unit). Jet tempur pertama diperkirakan tiba pada awal 2026. Langkah ini menegaskan komitmen Jakarta untuk membangun kekuatan udara yang modern di tengah dinamika keamanan regional yang semakin menantang, terutama di wilayah penting seperti Selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Indonesia akan menerima varian Rafale F4, versi termutakhir dengan sistem radar dan peperangan elektronik canggih, integrasi sensor lanjutan, serta kemampuan untuk menggunakan senjata berpemandu generasi baru.
Konfigurasi ini akan meningkatkan jangkauan, efektivitas tempur, dan fleksibilitas misi bagi Angkatan Udara Indonesia (TNI AU). Saat ini, TNI AU menggunakan armada tempur yang terdiri dari berbagai platform dari Barat dan Rusia, seperti F-16 dan Su-27/30, yang menimbulkan kesulitan dalam hal standarisasi dan pemeliharaan. Integrasi Rafale akan menyederhanakan sistem operasional serta membawa standar kemampuan tempur ke tingkat yang lebih modern dan interoperabel. Selain pembelian pesawat tempur, Indonesia dan Prancis juga sedang menjajaki kerjasama pertahanan yang lebih luas. Jakarta berminat untuk membeli kapal selam kelas Scorpène dan howitzer gerak sendiri CAESAR 155mm dari Prancis.
Seluruh kesepakatan ini mencakup transfer teknologi dan partisipasi industri lokal, sesuai dengan strategi Indonesia untuk memperkuat kemandirian industri pertahanan dalam negeri. Kehadiran Prabowo dalam perayaan nasional Prancis mencerminkan sinyal geopolitik yang kuat: Paris dan Jakarta sedang mempererat aliansi strategis di kawasan Indo-Pasifik. Bagi Prancis, Indonesia adalah mitra utama dalam strategi regionalnya. Bagi Indonesia, Prancis adalah sumber teknologi militer canggih yang dapat diandalkan dan konsisten.