"Latihan dan operasi gabungan dengan Amerika Serikat sangat krusial untuk memastikan kesiapan kami menghadapi berbagai ancaman yang mungkin timbul di semenanjung Korea," jelas seorang komandan Angkatan Laut Korea Selatan yang meminta namanya supaya tidak disebutkan.Kunjungan ini merupakan yang pertama kalinya bagi kapal induk AS ke Korea Selatan sejak bulan Juni tahun lalu, dan mencerminkan meningkatnya ketegangan akibat serangkaian provokasi dari Korea Utara. Kehadiran USS Carl Vinson dipastikan akan memicu kemarahan di pihak Korea Utara, yang menganggap keberadaan sementara aset-aset militer AS sebagai ancaman serius bagi keamanan mereka.
Menanggapi pengerahan angkatan bersenjata AS, Korea Utara telah melakukan uji coba rudal sebagai respons terhadap kehadiran kapal induk, pesawat pembom jarak jauh, dan kapal selam bertenaga nuklir AS di wilayah mereka. Sejak dilantik pada 20 Januari 2025, Presiden AS Donald Trump telah berjanji untuk kembali membuka dialog dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, guna menghidupkan kembali diplomasi yang sempat terhenti. Namun, hingga saat ini, Korea Utara belum memberikan tanggapan resmi terhadap niatan Trump untuk menjalin kembali komunikasi, bahkan mereka mencatat bahwa permusuhan yang dipelopori AS semakin meningkat setelah pelantikan Trump.
Korea Utara baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah melaksanakan uji coba rudal jelajah strategis, bertujuan untuk menunjukkan kepada musuh-musuhnya tentang kesiapan operasional dan kemampuan serangan balik mereka. Uji coba tersebut merupakan yang keempat dilakukan tahun ini, yang semakin menambah ketidakstabilan di kawasan.