Jerman Stop Penjualan Semua Jenis Senjata ke Israel


Dengan alasan yang masuk akal, pemerintah Jerman memberikan pengecualian khusus kepada Israel terkait larangan pengiriman senjata ke wilayah konflik. Bantuan senjata ini diharapkan bisa meningkatkan keamanan dan kemampuan pertahanan Israel. Stegner menambahkan, "Situasi di Jalur Gaza dan Tepi Barat saat ini membuat hal itu tidak mungkin diabaikan." Sementara itu, anggota parlemen dari SPD, Isabel Cademartori, mengingatkan bahwa Jerman berpotensi terlibat dalam kejahatan perang jika terus memasok senjata ke Israel. "Tindakan ini bisa membuat Jerman dituntut di pengadilan internasional," ujarnya.

Oleh karena itu, Cademartori menekankan bahwa pemerintah Jerman sebaiknya memperketat izin ekspor senjata, terutama dengan menghentikan pasokan amunisi dan suku cadang tank. Jerman dikenal sebagai pendukung setia Israel. Kanselir Friedrich Merz sering menyoroti tanggung jawab khusus Jerman atas keamanan Israel, mengingat sejarah kelam negaranya di masa lalu. Namun, sejumlah pihak mengkritik dukungan tanpa syarat Jerman terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Mereka berpendapat bahwa dukungan ini merusak kredibilitas internasional Jerman dan membuat Berlin semakin terisolasi di kancah global.


Israel sendiri sedang menghadapi tuduhan genosida di ICJ atas tindakannya di Gaza, tempat jutaan warga Palestina mengungsi dan mengalami kekurangan makanan, obat-obatan, serta kebutuhan pokok lainnya. Militer Israel, yang mengabaikan seruan internasional untuk gencatan senjata, terus melancarkan serangan brutal di Gaza sejak Oktober 2023, menyebabkan lebih dari 53.900 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas. Di sisi lain, Kanselir Jerman Friedrich Merz menyatakan pada hari Senin bahwa serangan Israel baru-baru ini di Gaza telah menyebabkan jatuhnya korban sipil yang sudah tidak bisa lagi dibenarkan sebagai bagian dari perang melawan terorisme. 

"Melukai warga sipil dengan cara seperti ini, yang semakin sering terjadi dalam beberapa hari terakhir, sudah tidak bisa lagi dianggap sebagai bagian dari perang melawan terorisme Hamas," katanya dalam sebuah wawancara televisi dengan penyiar WDR. Merz mengakui bahwa dia tidak lagi memahami tujuan militer Israel di Gaza. "Jujur saja, saya tidak lagi mengerti apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh tentara Israel di Jalur Gaza, apa tujuan mereka," katanya. Merz menambahkan bahwa dia berencana menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu minggu ini untuk memperingatkannya agar "tidak bertindak berlebihan."

Dia mengatakan bahwa Berlin seharusnya lebih berhati-hati dalam memberikan nasihat secara terbuka kepada Israel, seperti yang "tidak dilakukan oleh negara lain di dunia," mengacu pada sejarah kelam Jerman selama Perang Dunia II dan Holocaust. "Pertanyaannya adalah: Seberapa keras kita menyuarakan kritik kita sekarang? Karena alasan historis, saya memilih untuk lebih diam," ujar Merz. Namun, dia menambahkan bahwa "ketika batas dilanggar, ketika hukum humaniter internasional dilanggar... maka kanselir Jerman juga harus berbicara." Merz menegaskan keinginannya agar Jerman tetap menjadi "mitra terpenting Israel di Eropa." "Namun, pemerintah Israel tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak lagi bisa diterima oleh teman-temannya," pungkasnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak