Yellow Moray dibuat untuk menjalankan tugas penting seperti membersihkan ranjau, memetakan dasar laut, melakukan pengintaian, pengawasan, serta survei hidrografi. Menurut keterangan Angkatan Laut AS, keberhasilan misi ini membuktikan bahwa sistem tanpa awak dapat diandalkan dan efektif dalam operasi taktis di bawah laut, menandai kemajuan besar dalam peperangan bawah laut. Diperkenalkan pada tahun 2020, USS Delaware adalah kapal selam ke-18 dari kelas Virginia dan bagian dari Blok III. Kapal ini memiliki panjang 115 meter dan berat sekitar 7.800 ton saat menyelam.
Baca Juga: Konflik Menggunakan Drone Antara India dan Pakistan Memicu Persaingan Persenjataan Terbaru di Asia
Senjatanya termasuk 12 peluncur vertikal untuk rudal jelajah Tomahawk dan empat tabung torpedo 533 mm untuk torpedo Mk 48 ADCAP. Kapal ini juga dilengkapi dengan sensor canggih seperti sonar AN/BQQ-10 dan large aperture bow array (LAB), serta dirancang khusus untuk operasi tertentu. Yellow Moray memiliki panjang 3,25 meter, berat sekitar 240 kg, dan mampu beroperasi hingga kedalaman 600 meter. Dengan sonar bukaan sintetis, sensor CTD, dan navigasi inersia, ia dapat beroperasi di lingkungan tanpa GPS, termasuk area yang sulit dijangkau oleh platform konvensional.
Angkatan Laut AS menjelaskan bahwa penggunaan UUV seperti Yellow Moray memperluas jangkauan misi bawah laut, memungkinkan operasi di area berbahaya tanpa membahayakan personel, dan mempercepat tempo operasi. Peluncuran lewat tabung torpedo menghilangkan kebutuhan untuk naik ke permukaan, menjaga kerahasiaan kapal. Laksamana Muda Rob Gaucher, komandan Pasukan Kapal Selam, menekankan bahwa penggunaan sistem otonom tidak hanya mengurangi risiko bagi manusia, tetapi juga memungkinkan deteksi yang lebih baik di lingkungan yang kompleks. Ia menambahkan bahwa Angkatan Laut berencana memperluas kemampuan ini ke seluruh armada di masa depan.
Operasi ini menjadi semakin penting karena adanya kegagalan sebelumnya dalam uji coba di sebuah fjord Norwegia pada bulan Februari, di mana kerusakan peralatan menghalangi pengembalian UUV. Setelah diperbaiki di AS, drone tersebut dikirim kembali ke Eropa, dan USS Delaware berhasil melakukan pengisian ulang ekspedisi, termasuk pengisian pertama yang dibantu penyelam di dermaga Norwegia. Dengan keberhasilan misi ini, AS menetapkan standar baru dalam penggunaan kendaraan bawah laut otonom, menandakan langkah penting menuju kekuatan kapal selam yang lebih fleksibel, mandiri, dan mematikan di abad ke-21.