Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Banten kini resmi menggunakan kapal patroli cepat dengan kode KP XXIII-2016. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengawasan di area perairan penting, terutama di sekitar Selat Sunda. Kapal ini dirancang khusus dengan kecepatan tinggi dan dilengkapi alat navigasi canggih. Diharapkan, kapal ini mampu memperluas area patroli dan mempercepat respon terhadap berbagai ancaman keamanan di laut. "Kapal ini akan memperkuat patroli di area perairan strategis, khususnya sekitar Selat Sunda. Spesifikasinya memang untuk kecepatan tinggi dan memiliki perlengkapan navigasi modern," kata Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto dalam pernyataan tertulis di Serang, Senin.
Menurutnya, pembelian kapal KP XXIII-2016 adalah bagian dari program peningkatan fasilitas operasional Ditpolairud. Tujuannya adalah untuk menghadapi ancaman maritim seperti penyelundupan, perompakan, penangkapan ikan ilegal, hingga pelanggaran batas wilayah laut. "Ini adalah bagian dari program peningkatan fasilitas operasional Ditpolair yang bertujuan untuk memperkuat pengawasan perairan," tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya kesiapan personel dalam menghadapi dinamika keamanan laut yang semakin kompleks, terutama di area strategis seperti Selat Sunda yang merupakan jalur pelayaran internasional.
Dengan adanya tambahan fasilitas ini, Kapolda Banten berharap semangat dan kinerja personel Ditpolairud akan meningkat. "Saya berharap penambahan fasilitas ini dapat meningkatkan semangat personel dalam bertugas," ujarnya. Kapal KP XXIII-2016 akan segera dijadwalkan untuk melakukan patroli rutin di beberapa titik rawan di wilayah hukum perairan Banten. Ini adalah bagian dari upaya memperkuat pengamanan laut yang menjadi tanggung jawab utama kepolisian perairan. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menyampaikan bahwa dua kapal patroli bantuan dari Jepang akan memperkuat Pangkalan TNI AL (Lanal) Balikpapan, Kalimantan Timur, demi menjaga keamanan Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Karena IKN saat ini berada di Balikpapan, dan Lanal serta Lantamal (Pangkalan Utama TNI AL) di sana masih kekurangan kapal patroli," ujar Ali dalam konferensi pers sebelum menghadiri Rapat Pimpinan TNI AL di Markas Besar TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis. Selain itu, dia menjelaskan bahwa penempatan kapal bantuan tersebut di IKN juga mempertimbangkan kondisi geografis IKN. "IKN memiliki sungai, dan kapal ini berukuran kecil, hanya 18 meter. Kapal ini bisa masuk ke sungai-sungai dan melakukan patroli keamanan di wilayah IKN," jelasnya.
Oleh karena itu, dia berharap kapal bantuan tersebut dapat membantu menjaga keamanan di IKN, meskipun seluruh aparat maritim telah bekerja sama untuk mengamankan IKN. Sementara itu, dia menyatakan bahwa TNI AL tidak menyiapkan calon pengawak kapal patroli tersebut secara khusus karena sistem kemudinya sangat mudah. "Jadi, mungkin proses belajarnya tidak akan memakan waktu lama. Mungkin hanya butuh waktu mingguan, dan kami sepertinya sudah berpengalaman dalam mengemudikan kapal patroli tersebut," terangnya. Sebelumnya, Komisi I DPR RI telah menyetujui permohonan Kemhan dan TNI terkait bantuan tersebut melalui Rapat Kerja di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2). Kapal tersebut memiliki panjang 18 meter, lebar 5 meter, kecepatan hingga 40 knot, serta mampu menampung dua awak kapal dan 14 penumpang.