Tiongkok Kirimkan Pesawat Pembom Berkemampuan Nuklir H-6 ke Laut China Selatan


Berdasarkan pantauan citra satelit dari Maxar Technologies, Tiongkok dilaporkan telah menempatkan dua pesawat pengebom nuklir H-6, yang merupakan model tercanggih mereka, di Kepulauan Paracel yang menjadi rebutan di Laut China Selatan. Para ahli menilai bahwa langkah penempatan pesawat pengebom ini merupakan indikasi terbaru dari Beijing dalam unjuk kekuatan militer kepada negara-negara pesaing yang berselisih terkait wilayah perairan Laut China Selatan. Ini menjadi momen pertama sejak tahun 2020 ketika pesawat pengebom jarak jauh H-6 mendarat di Pulau Woody, bagian dari Kepulauan Paracel. Pergerakan pesawat yang telah ditingkatkan kemampuannya ini terjadi di tengah meningkatnya tensi antara Tiongkok dan Filipina, serta aktivitas di dekat Taiwan, dan menjelang forum pertahanan terbesar di kawasan pada akhir pekan ini.

Menurut Collin Koh, seorang ahli pertahanan dari S Rajaratnam School of International Studies, Singapura, "Kehadiran pesawat pengebom jarak jauh Tiongkok di Paracel sepertinya merupakan pesan yang ditujukan ke berbagai pihak—termasuk Filipina, Amerika Serikat, dan isu-isu lain yang sedang berlangsung." Dijadwalkan, Presiden Prancis Emmanuel Macron akan membuka forum Dialog Shangri-La selama tiga hari di Singapura dengan menyampaikan pidato pada hari Jumat, sementara Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth akan memaparkan strategi pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap kawasan tersebut pada hari Sabtu. Reuters melaporkan pada Kamis (29/5/2025) bahwa sebuah kapal induk Inggris diperkirakan akan beroperasi di Laut China Selatan dalam penempatan yang jarang terjadi pada bulan depan, menurut keterangan dari sejumlah diplomat Barat.


Sebelumnya, citra satelit memperlihatkan dua pesawat H-6 melintas di atas Scarborough Shoal yang juga disengketakan—yang juga terletak di Laut China Selatan—, tepat sebelum kunjungan Hegseth ke Filipina di akhir Maret, di mana ia menegaskan kembali "komitmen yang kuat" dari Amerika Serikat kepada sekutu perjanjiannya. Para diplomat dan analis regional mengatakan bahwa penempatan H-6 bermesin jet ini diawasi dengan ketat, mengingat bagaimana badan pesawat era Perang Dingin tersebut telah dimodernisasi untuk membawa rudal jelajah anti-kapal dan serangan darat, sementara beberapa pesawat tersebut mampu meluncurkan rudal balistik berkepala nuklir. Sebagai ancaman potensial bagi pangkalan AS di wilayah tersebut, pesawat pengebom H-6 dikerahkan dalam latihan perang di sekitar Taiwan pada bulan Oktober, dan pada bulan Juli terbang mendekati daratan AS untuk pertama kalinya.

Baik Kementerian Pertahanan Tiongkok maupun Dewan Keamanan Nasional dan Maritim Filipina belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari Reuters. Sengketa atas Kepulauan Paracel melibatkan Tiongkok dan Vietnam, tetapi Kementerian Luar Negeri di Hanoi belum memberikan komentar terkait penempatan dua pesawat pengebom H-6 oleh Beijing. Sebagai saingan dari pesawat pengebom B-52 AS, desain dasar H-6 berasal dari rancangan Soviet pada tahun 1950-an. H-6 kini menjadi pesawat pengebom jarak jauh tercanggih Tiongkok, yang telah dilengkapi dengan mesin yang ditingkatkan, sistem penerbangan modern, serta persenjataan canggih. Foto yang diberikan kepada Reuters oleh Maxar Technologies menunjukkan dua pesawat pengebom H-6 berada di landasan pacu di Pulau Woody pada tanggal 19 Mei.

Foto Maxar lainnya pada tanggal yang sama memperlihatkan dua pesawat angkut Y-20 dan sebuah pesawat peringatan dini KJ-500 pesawat yang dianggap penting bagi Tiongkok untuk mengendalikan dan mengamankan operasi udara dan laut yang semakin kompleks. Beberapa analis berpendapat bahwa pesawat-pesawat itu mungkin tiba pertama kali pada tanggal 17 Mei dan berada di sana hingga tanggal 23 Mei. Menurut Ben Lewis, yang mendirikan PLATracker, sebuah wadah data sumber terbuka, penempatan jangka panjang H-6 atau pangkalan permanen mereka di Pulau Woody dianggap kecil kemungkinannya. Ia menjelaskan bahwa kemampuan untuk memobilisasi pasukan antar pangkalan, terutama aset penting seperti H-6, memberikan PLA [Tentara Pembebasan Rakyat] sarana untuk melindungi personel. International Institute of Strategic Studies di London mencatat bahwa Komando Teater Selatan PLA China, yang meliputi Laut China Selatan, memiliki dua resimen pesawat pengebom. 

Biasanya, pesawat pengebom ini ditempatkan di pangkalan daratan China yang sangat aman, yang menawarkan perlindungan lebih baik dari serangan AS jika terjadi konflik. Sementara itu, AS memiliki skuadron jet tempur di Jepang, termasuk yang ditempatkan di kapal induk garis depan, serta di Guam, yang juga menjadi lokasi B-52. Klaim kedaulatan China mencakup hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, yang sebagian juga diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam. Pada tahun 2016, pengadilan arbitrase internasional memutuskan bahwa klaim luas Beijing tidak sah secara hukum internasional, keputusan yang ditolak oleh China.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak