Ditekan AS dan Israel, Iran Masih Mampu Untuk Mengembangkan Senjata Nuklir


Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, menyampaikan dalam wawancara dengan CBS News pada Sabtu (28/6/2025) bahwa Iran masih memiliki kemampuan untuk melanjutkan pengayaan uranium, bahkan untuk membuat bom nuklir, meski fasilitas mereka rusak akibat serangan dari AS dan Israel. Grossi mengakui bahwa fasilitas nuklir Iran mengalami kerusakan serius akibat serangan tersebut. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa serangan AS telah menghancurkan situs Fordo, Natanz, dan Isfahan. Menurut penilaian intelijen awal, serangan itu memang berhasil, namun hanya menunda program Iran beberapa bulan, bukan bertahun-tahun. Grossi menjelaskan bahwa sebagian besar kemampuan Iran dalam pengolahan, konversi, dan pengayaan uranium di Fordo, Natanz, dan Isfahan telah hancur secara signifikan. 

Meski begitu, beberapa bagian masih utuh, sehingga tetap ada kemunduran penting dalam kemampuan mereka. Grossi menjelaskan lebih lanjut mengenai apa yang masih tersisa di Iran. Menurutnya, kapasitas yang mereka miliki masih ada, dan dalam beberapa bulan, mereka dapat kembali memutar beberapa kaskade centrifuge dan memproduksi uranium yang diperkaya. Ia menekankan bahwa tidak ada yang bisa mengklaim bahwa semuanya telah hilang dari Iran. Grossi juga berharap agar petugas dan pejabat IAEA dapat kembali ke lokasi untuk melakukan penilaian. Grossi menambahkan bahwa tugas mereka bukan untuk menilai kerusakan, melainkan untuk membangun kembali pengetahuan tentang aktivitas di sana dan mendapatkan akses ke material yang akan mereka hasilkan jika aktivitas ini dilanjutkan. 


Hal ini, lanjutnya, bergantung pada negosiasi yang mungkin atau mungkin tidak dimulai kembali. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, pada Jumat (27/6/2025), menyatakan bahwa fasilitas nuklirnya telah rusak parah. Ia juga menolak desakan Grossi untuk mengunjungi lokasi yang dibom dengan alasan perlindungan, menganggapnya tidak berarti dan bahkan mungkin bermaksud jahat. Serangan AS pada Minggu (22/6/2025) menargetkan tiga situs nuklir Iran, yaitu Natanz, Fordo, dan Isfahan. Dalam serangan itu, AS mengerahkan tujuh bomber B-2 dan menjatuhkan 14 rudal penembus bunker GBU-57, masing-masing seberat sekitar 13 ton. 

Trump mengklaim bahwa Fordo, fasilitas bawah tanah yang dijaga ketat, dibom habis. Sementara itu, Natanz adalah salah satu fasilitas nuklir yang diserang Israel pada Jumat (13/6/2025) pekan lalu. Isfahan diyakini menjadi tempat Iran menyimpan uranium yang diperkaya dengan mutu mendekati bom. Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa serangan tersebut telah melenyapkan fasilitas dan kemampuan nuklir Iran. Trump menulis di media sosial Truth Social miliknya bahwa sejumlah muatan bom telah dijatuhkan di Fordo dan fasilitas itu telah lenyap. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak