Presiden AS, Donald Trump, menuding bahwa Rusia telah membajak teknologi rudal hipersonik milik Amerika. Ia pun kembali menunjuk mantan Presiden Barack Obama atas dugaan pencurian yang terjadi di masa pemerintahannya. Trump menyampaikan pernyataan ini saat berpidato di acara wisuda Akademi Militer West Point, Sabtu lalu. Selama bertahun-tahun, militer Amerika telah menyarankan agar Washington berinvestasi pada senjata hipersonik, juga pertahanan terhadapnya. Mereka kerap menyebut China sebagai sebuah tantangan, mengisyaratkan adanya jurang antara AS dan Beijing, meski jurang itu kian mengecil.
Pada November 2024, Rusia unjuk gigi dengan kemampuan rudal hipersoniknya, menyerang kota Dnipro di Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa rudal hipersonik Oreshnik mencapai kecepatan Mach 10 dan tak bisa ditembus oleh sistem pertahanan rudal manapun. Dalam pidato pembukaan wisuda Akademi Militer West Point 2025 di New York, Trump banyak menyoroti Angkatan Darat AS dan pencapaian akademi. Salah satu poin penting dalam pidatonya adalah tentang senjata hipersonik, terkait proyek delapan kadet West Point yang merancang serta meluncurkan roket hipersonik hingga ketinggian sekitar 150 kilometer.
"Delapan kadet di sini hari ini menerima tantangan untuk merancang roket hipersonik mereka sendiri," ujar Trump. "Oh, kami bisa memanfaatkan kalian untuk membangunnya sekarang. Kalian tahu, roket kami pernah dicuri. Kitalah perancangnya. Roket kita dicuri saat pemerintahan Obama. Mereka melihat—tahu siapa yang mencurinya? Rusia mencurinya. Ada sesuatu yang buruk terjadi," jelasnya, dikutip Newsweek, Senin (26/5/2025). "Namun, sekarang kami adalah perancangnya. Kami tengah membangunnya, dalam jumlah besar, dan awal tahun ini, mereka meluncurkannya ke luar angkasa, mencetak rekor dunia untuk roket amatir. Tidak cukup cepat untuk membawa Anda ke sana," tambahnya.
Para kadet ini mengikuti program SPEAR yang dimulai sejak 2018, salah satu program roket sarjana paling ambisius di AS, menurut Akademi Militer West Point. Akademi menggambarkan ini sebagai inisiatif yang memberikan pengalaman dunia nyata di lingkungan pertempuran berteknologi tinggi, menumbuhkan pemahaman tentang kemampuan Departemen Pertahanan. Rusia telah mendemonstrasikan penggunaan senjata hipersonik, tetapi Pentagon menyatakan rudal Oreshnik adalah jenis rudal balistik eksperimental berbasis rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-26 Rubezh milik Rusia.
Beberapa hari setelah pelantikannya yang kedua di bulan Januari, Trump melontarkan tuduhan bahwa Rusia telah mencuri rancangan roket dari Amerika Serikat. Dalam wawancaranya dengan Sean Hannity di Fox News, ia menyatakan bahwa "ada oknum tak bertanggung jawab yang membocorkan rancangan tersebut." Trump menegaskan, "Rusia mencuri rancangan itu, mereka mendapatkannya dari kita." Namun, ia juga menambahkan bahwa "AS sedang mengembangkan rudal super-hipersonik...yang jauh lebih canggih." Klaim ini dilontarkan tanpa disertai bukti pendukung dari pihak Presiden Trump.
Dalam pidatonya, Trump juga menyinggung upayanya dalam memodernisasi dan memperkuat militer AS, dengan menunjuk pada peningkatan anggaran sekitar USD1 triliun. Ia pun menyampaikan kebanggaannya dalam membangun kembali Angkatan Darat. "Setiap kadet yang hadir di sini pagi ini patut berbahagia, karena hari ini akan menjadi momen tak terlupakan. Kalian akan menjadi lulusan akademi militer terkemuka dan paling bergengsi dalam sejarah. Kalian akan menjadi perwira di Angkatan Darat terkuat dan terhebat yang pernah ada.
Saya tahu itu karena saya telah membangun kembali Angkatan Darat, saya telah membangun kembali militer," ujar Trump. "Dan kami telah membangunnya kembali dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya, selama masa jabatan pertama saya," tambahnya. Menurut catatan Arsip Gedung Putih Trump, yang menjabarkan berbagai pencapaian selama masa jabatan pertamanya, Trump berhasil memulihkan basis industri pertahanan, meningkatkan gaji para prajurit, dan membentuk Angkatan Luar Angkasa, yang memperluas jangkauan serta operasi militer.