Pyongyang, Korea Utara – Dunia kembali diguncang oleh laporan intelijen internasional yang mengungkap bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, diduga menyimpan lebih dari 2 ton uranium dalam fasilitas rahasia di negaranya. Informasi ini pertama kali muncul dalam laporan eksklusif yang dirilis oleh beberapa sumber intelijen Barat dan satelit pengamat yang memantau aktivitas nuklir Korea Utara secara ketat. Uranium dalam jumlah besar tersebut diyakini dapat digunakan untuk mempercepat pengembangan senjata nuklir, yang selama ini menjadi ancaman global.
Menurut laporan tersebut, uranium disimpan di beberapa lokasi tersembunyi yang tidak terdaftar secara resmi dalam dokumen Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Beberapa di antaranya berada di daerah pegunungan terpencil, jauh dari jangkauan publik dan media asing. Pemerintah Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di kawasan Asia Timur langsung bereaksi atas temuan ini. Departemen Pertahanan AS menyebutkan bahwa penemuan ini merupakan “ancaman serius terhadap stabilitas dan keamanan kawasan Indo-Pasifik.”
Sementara itu, PBB menyerukan penyelidikan mendalam dan meminta Korea Utara membuka akses transparan terhadap semua fasilitas nuklirnya. Namun hingga kini, Korea Utara belum memberikan tanggapan resmi. Uranium adalah bahan baku utama dalam pembuatan senjata nuklir. Jika diperkaya hingga tingkat tertentu, uranium bisa digunakan untuk menciptakan ledakan dahsyat dengan daya rusak yang ekstrem. Dengan 2 ton uranium, Korea Utara berpotensi mempercepat produksi beberapa hulu ledak nuklir tambahan.
Analis militer dari beberapa negara percaya bahwa dengan jumlah uranium sebanyak itu, Korea Utara bisa membuat hingga 6–10 hulu ledak nuklir tambahan dalam waktu dekat. Hal ini tentu akan meningkatkan eskalasi ketegangan, terutama dengan negara tetangga seperti Korea Selatan dan Jepang.