Keputusan tersebut menjadi sinyal kuat bahwa Washington serius membantu Australia meningkatkan kemampuan tempurnya, terutama dalam menghadapi dinamika keamanan yang dipicu oleh persaingan geopolitik global. Kehadiran kapal selam nuklir diyakini akan menjadi pengubah permainan di wilayah perairan strategis Asia-Pasifik.
Rencana pengiriman tiga kapal selam nuklir ini akan menjadi tonggak sejarah bagi Australia, yang hingga kini belum memiliki armada kapal selam berkekuatan nuklir. Teknologi yang dibawa armada tersebut diperkirakan mencakup:
- Sistem deteksi canggih bawah laut
- Kapasitas jelajah jarak jauh dan durasi operasi lebih lama
- Kemampuan serangan presisi tinggi tanpa perlu sering naik ke permukaan
Dengan kemampuan ini, Australia diproyeksikan akan memiliki kekuatan laut yang jauh lebih kompetitif dibanding negara-negara lain di kawasan.
Penguatan kerja sama AUKUS ini diperkirakan akan memicu berbagai reaksi dari negara-negara lain, terutama China, yang selama ini memandang aliansi tersebut sebagai ancaman terhadap stabilitas kawasan. Para analis menilai bahwa Indo-Pasifik akan menjadi pusat kompetisi militer dan diplomasi yang semakin panas dalam beberapa tahun ke depan.
Sementara itu, pemerintah Australia menegaskan bahwa peningkatan kekuatan militernya bukan untuk provokasi, melainkan untuk menjaga keamanan nasional sekaligus stabilitas regional.
Rencana pengiriman kapal selam nuklir ini mempertegas bahwa AUKUS bukan sekadar aliansi formal, tetapi kolaborasi strategis dengan langkah nyata di lapangan. Ketiga negara anggota disebut memiliki agenda besar dalam:
- Menjaga kebebasan navigasi wilayah Indo-Pasifik
- Menangkal ancaman keamanan maritim
- Mengimbangi ekspansi kekuatan militer lain di kawasan
Dengan dukungan Amerika Serikat, Australia akan menjadi salah satu negara dengan kapabilitas angkatan laut paling kuat di belahan selatan.