Beijing Kerahkan 100 Kapal Perang! Armada Angkatan Laut China Kuasai Perairan Asia Timur


Perairan Asia Timur kembali memanas.
Beijing dilaporkan mengerahkan lebih dari 100 kapal perang Angkatan Laut ke kawasan Asia Timur dalam operasi militer terbesar yang digelar China sepanjang tahun ini. Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran serius di antara negara-negara tetangga dan memicu peningkatan tensi geopolitik di kawasan Indo-Pasifik.

Menurut laporan militer setempat, pengerahan armada besar ini mencakup kapal perusak, kapal fregat, kapal amfibi, kapal logistik, hingga kapal induk yang membawa pesawat tempur J-15. Operasi ini disebut sebagai bagian dari latihan kesiapsiagaan tempur dan patroli laut jarak jauh.

Pemerintah China menyatakan bahwa pengerahan tersebut bertujuan untuk melindungi kedaulatan wilayah dan kepentingan nasional. Beijing menekankan bahwa pihaknya tidak akan ragu menanggapi setiap bentuk provokasi di perairan yang diklaim sebagai wilayah strategis mereka. “Angkatan Laut China siap menghadapi setiap ancaman dan menjaga stabilitas keamanan regional,” ujar pernyataan resmi Kementerian Pertahanan China.

Baca Juga: Tiongkok Kirimkan Pesawat Pembom Berkemampuan Nuklir H-6 ke Laut China Selatan

Kehadiran armada besar China ini membuat negara-negara di sekitarnya meningkatkan status kewaspadaan. Jepang, Korea Selatan, Filipina, dan Taiwan memantau pergerakan kapal-kapal perang Beijing dengan sangat ketat. Bahkan beberapa negara langsung mengerahkan kapal patroli tambahan untuk mengawasi perairan masing-masing. Pakar pertahanan menilai langkah China ini sebagai sinyal kekuatan militer dan pesan politik kepada wilayah Indo-Pasifik, terutama di tengah meningkatnya kehadiran militer Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan tersebut.

Dengan pengerahan 100 kapal perang sekaligus, China menunjukkan bahwa kekuatan maritimnya terus berkembang dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Banyak pengamat berpendapat bahwa kondisi ini berpotensi memicu perlombaan persenjataan di Asia Timur. “Ini adalah unjuk kekuatan besar. Jika tidak ditangani lewat diplomasi, tensi konflik dapat meningkat sewaktu-waktu,” ujar analis geopolitik Asia-Pasifik.

Beberapa organisasi internasional menyerukan agar semua pihak menahan diri dan mengedepankan dialog. Namun hingga saat ini, belum ada tanda-tanda penurunan aktivitas militer di kawasan. Dengan situasi yang terus memanas, dunia kini menunggu langkah lanjutan China dan respons negara-negara sekutu AS. Pergerakan sedikit saja dapat menjadi pemicu bentrokan di laut yang berpotensi mengguncang stabilitas global.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak