Di perhelatan Indo Defence 2024 Expo dan Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sekali lagi menegaskan perannya dalam memperkuat kemampuan teknologi roket di tanah air. Lewat serangkaian penandatanganan kerja sama penting dengan mitra dari dalam dan luar negeri, PTDI aktif mendorong kolaborasi demi memperkuat kemandirian industri pertahanan serta mempercepat penguasaan teknologi sistem senjata roket. PTDI punya catatan panjang dalam pengembangan roket dan memegang lisensi resmi dari Thales Belgium untuk membuat motor roket 70 mm. Sejak 1985, PTDI sukses memproduksi dan mengirimkan lebih dari 43. 000 unit Folding Fin Aerial Rocket (FFAR) dan Wrap Around Fin Aerial Rocket (WAFAR) 70 mm dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 20%-40%. Kapasitas produksi mencapai 10. 000 unit per tahun.
Sementara untuk warhead, PTDI telah membuat lebih dari 40. 000 unit dengan TKDN 60%-85%, dan kapasitas produksi 5. 000 unit per tahun. Semua program pengembangan roket ini dilakukan di Kawasan Produksi 3, Tasikmalaya, yang jadi Centre of Excellence untuk munisi roket udara 70 mm, dan akan terus dikembangkan dengan teknologi terkini seperti guided rocket, anti-drone warhead, dan sistem serupa. Soal sertifikasi, pada 2019 PTDI memperoleh Military Air Weapon Type Certificate (TC) dari Indonesian Defence Airworthiness Authority (IDAA) untuk sejumlah komponen penting, contohnya Smoke Warhead WD-703 dan Motor Rocket RD-7010. Pada 2021, mereka kembali mendapat sertifikasi serupa untuk Motor Rocket RD-702 dan Motor Rocket RD-701. Sertifikasi ini membuktikan produk roket PTDI memenuhi standar keamanan dan kualitas, serta layak mendukung TNI menjaga kedaulatan negara dikutip dari Blog Defense News.
Disaksikan oleh Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Donny Ermawan Taufanto, PTDI dan LIG Nex1, perusahaan pertahanan terkemuka dari Korea Selatan, menyepakati kerja sama strategis yang meliputi joint marketing, penjualan, produksi bersama, dan integrasi sistem senjata. Hal ini mencakup torpedo ringan dan rudal anti kapal selam, sonobuoy, roket berpemandu 70 mm dan 130 mm, serta bom berpemandu GPS Korea. Pemasaran dan penjualan bersama sistem senjata ini akan dipusatkan di Indonesia dan Asia Tenggara (ASEAN). Kesepakatan ini diresmikan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), yang dilakukan secara simbolis oleh Direktur Niaga, Teknologi and Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal dan Executive Vice President Global Business Group – LIG Nex1, Paik Hyung Shik, di Indo Defence 2024 Expo and Forum hari kedua.
Kolaborasi ini semakin mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Korea Selatan dalam mengembangkan sistem pertahanan modern yang saling menguntungkan dan berorientasi ke masa depan. Sebagai bagian dari penguatan kolaborasi dalam negeri, PTDI juga sepakat MoU dengan PT SAS Aero Sishan untuk pengembangan unit peluncur roket 70mm dan pengadaan roket uji, serta pengembangan, produksi, pemasaran, dan pemeliharaan roket FFAR 70 mm dan Guided Rocket Merah Putih. Kolaborasi ini diharapkan meningkatkan kapabilitas integrasi sistem senjata lokal demi memperkuat rantai pasok industri pertahanan nasional, serta mewujudkan kemandirian Alutsista.
Aneka kolaborasi ini semakin mengukuhkan tekad PTDI untuk memajukan kemandirian industri pertahanan Indonesia serta menjalin sinergi mendunia demi terciptanya sistem pertahanan yang kuat dan kompetitif. "Kemitraan dengan LIG Nex1 dari Korea Selatan dan PT SAS Aero Sishan dari Indonesia adalah langkah memperluas jaringan teknologi, memberi jalan transfer teknologi, dan memperkuat rantai pasok nasional. Demi meningkatkan TKDN, kami ingin memastikan setiap tindakan memberikan nilai tambah bagi ekosistem industri pertahanan dalam negeri dan berkontribusi pada penguatan kapasitas teknologi," kata Moh Arif Faisal, Direktur Komersial, Teknologi, dan Pengembangan PTDI.