Taipei – Dalam upaya meningkatkan pertahanan udara dan menghadapi potensi ancaman dari China, Taiwan mengumumkan pembangunan sistem pertahanan canggih yang terinspirasi dari Iron Dome milik Israel. Langkah ini menjadi bagian dari strategi militer Taiwan untuk memperkuat keamanan nasional di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Asia Timur. Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, sistem ini dirancang untuk mencegat roket, rudal, dan drone yang masuk, terutama dari arah Selat Taiwan. Teknologi baru tersebut diklaim mampu memberikan perlindungan lebih cepat dan presisi terhadap serangan mendadak.
“Kami tengah
mengembangkan sistem pertahanan multi-lapisan yang mampu mendeteksi, melacak,
dan menghancurkan ancaman udara secara real-time. Ini penting untuk menjaga
kedaulatan kami,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan, Kamis
(10/10). Langkah Taiwan ini dinilai sebagai respons langsung terhadap
peningkatan aktivitas militer China di sekitar wilayahnya. Dalam beberapa bulan
terakhir, jet tempur dan kapal perang China kerap memasuki zona identifikasi
pertahanan udara (ADIZ) Taiwan, memicu kekhawatiran akan potensi konflik
militer.
Sistem
pertahanan yang tengah dikembangkan ini akan mengadopsi konsep mirip Iron Dome,
sistem pertahanan udara Israel yang terbukti efektif dalam menghadapi serangan
roket dari Jalur Gaza. Taiwan bekerja sama dengan beberapa perusahaan teknologi
pertahanan lokal dan mitra internasional untuk merealisasikan proyek ini. Pengamat
militer menilai bahwa sistem ini bisa menjadi game-changer dalam strategi
pertahanan Taiwan. Apabila berhasil dioperasikan, Taiwan akan memiliki
kemampuan untuk menahan serangan udara jarak pendek hingga menengah dengan
efisiensi tinggi.
Langkah Taiwan
ini mendapat sorotan dari berbagai negara, terutama Amerika Serikat yang
menjadi sekutu utama pulau tersebut. Washington dilaporkan mendukung
pengembangan sistem ini sebagai bagian dari upaya memperkuat posisi Taiwan di
tengah tekanan Beijing. Namun, pihak China mengecam langkah ini dan menyebutnya
sebagai provokasi yang dapat memperburuk situasi di kawasan. “Taiwan bermain
api dengan bantuan negara asing. Ini akan membawa konsekuensi serius,” demikian
pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China.
Pemerintah
Taiwan menegaskan bahwa pembangunan sistem pertahanan ini murni untuk tujuan
defensif. Dengan anggaran
pertahanan yang terus meningkat setiap tahun, Taiwan menunjukkan kesiapannya
menghadapi segala kemungkinan, termasuk konflik terbuka dengan China. Pakar
keamanan menyebutkan bahwa selain membangun sistem mirip Iron Dome, Taiwan juga
fokus pada peningkatan kemampuan siber, modernisasi angkatan bersenjata, dan
pelatihan militer warga sipil.